Welcome ! Mari kita perbincangkan hidup disini, Baca dan fahamilah, pasti kamu akan mengerti maksudnya.

Sabtu, 29 September 2012

“Hingga aku menemukanmu”


“Hingga aku menemukanmu”
Ini senja pertama yang aku harus lalui tanpamu, tanpa seorang kekasih yang menghiburku. Bagaimana aku tidak kesepian, aku sudah terbiasa akan lelucon-lelucon konyolmu. Lelucon itu yang bisa membuatku lupa pada duniaku, lupa akan masalah yang menggerogoti otakku, lupa akan lelaki brengsek itu.
Ketika aku mengingatmu, aku selalu memejamkan mata. Menahan kerinduan yang tak bisa lagi kucurahkan. Aku seperti wanita cengeng yang setiap malam hanya bisa menangis merindukanmu, dan melihatmu dari kejauhan.
Aku berharap sore ini aku bisa bertemu denganmu, bertemu ditempat biasa aku melihatmu bersama teman-temanmu yang bandel itu. Jembatan kupu-kupu ituu, yaa ku harap aku bisa bertemu denganmu untuk meluapkan kerinduan ini. Tapi apa ? aku tak melihat sosokmu lagi. Kamu menghilang entah kemana semenjak pergi melangkah jauh dariku.
Aku tidak tau harus cerita dengan siapa lagi, Ayin dan Wina sudah berkali-kali memperingati aku untuk tidak terlalu memaknai cinta. Aku tidak bisa.... inilah pribadiku. Jika aku bercerita pada mereka lagi,  jawaban mereka tetap sama ”Kalo dia sayang sama lo, dia cinta sama lo dg tulus, dia gabakalan nyakitin lo dan gabakalan buat lo nangis !!”
Entahlah, aku serasa berada disebuah ruang hampa. Walau bagaimanapun aku berteriak, tak akan ada yang mendengar dan tak akan ada yang peduli. Tuhan... Beri aku petunjuk mu !!!
Dahulu aku mencintaimu, kini aku merindukanmu, dan esok aku harus berhasil melupakanmu. Itulah yang berusaha aku katakan pada hatiku saat ini. Aku bisa terima semua kenyataan ini meski aku harus terluka dan aku yang tersakiti.
Hingga akhirnya aku berfikir untuk mengikuti jejak Ayin dan Wina. Yang hanya memilih untuk menelusuri kehidupan sendiri. Aku menikmati masa-masa sendiri itu hingga datang seorang pangeran yang masih membutuhkanku. Awalnya aku memang menikmati, tapi aku merasa ada yang kurang sekarang. Aku masih bisa tersenyum bersama Ayin dan Wina. Tapi hatiku tetap menangis jika masih mengingat sosok ‘Zen’ dulu. Aku akan tetap tegar dihadapan sahabat-sahabatku, aku tidak ingin terlihat lemah. Aku tidak mau kalah dengan mereka yang masih bisa bertahan hingga sekarang.
Aku sudah terlalu lama sendiri, aku tidak ingin pangeran itu datang begitu saja padaku. Aku ingin mencarinya, aku takut jika pangeran itu datang begitu cepat dia akan pergi cepat jugaa. Seperti Zen dulu ..... Toh kata orang ‘jika ingin mendapat yang terbaik, perbanyaklah berkenalan’. Alasan itu yang masih ku ingat saat itu.
Tapi ternyata benar, pangeran itu menghampiriku dan masuk kedalam kehidupanku. Dia benar-benar seperti sosok pangeran. Dialah yang aku cari dalam perjalanan cintaku selama ini. Mungkinkah hatiku berhenti pada ‘Darma’ ? jawabannya masih ada pada tuhan.
Hanya jarak yang memisahkan aku dengan Darma sekarang. Tapi bukankah jarak hanya memisahkan pelukan saja ? bukan memisahkan perasaan. Aku tak akan membuang waktuku lagi hanya untuk orang yang tidak punya waktu untukku.
Banyak cobaan yang akan kita lalui Darma, tapi aku yakin kita pasti bisa laluinya. Tapi kenapa disaat dunia hanya milik kita, Galuh datang lagii ? cowok brengsek itu tidak pantas hadir lagi, dia hanya akan mencabik-cabik hubungan kita saja. Banyak untaian kata yang dituturkan Galuh tentang keburukanmu. Tapi kamu tenang saja Darma, aku tidak percaya begitu saja. Cepat atau lambat karma akan menghampirinya, I believe !!
“Galuh, Zen” Hanya aku dan tuhan yang tau sebesar apa rinduku pada mereka yang pernah ada dimasa laluku.
“Darma” Cinta ini masih tetap milikmu dan akan tetap menjadi milikmu, sampai nanti sampai kamu menjadi milikku yang utuh. Jadikan aku yang terakhir dalam pencarian cintamu. Aku tak tau apa jadinya diriku setelah kau pergi dari hidupku, semoga Tuhan memberikan yg terbaik untuk kita berdua.



Sabtu, 22 September 2012

Aku Menyesal Telah Memunafikkan Diri


Aku Menyesal Telah Memunafikkan Diri

            Ini cerita tentang seorang sahabatku, kita selalu bersama. Aku (Sany), Alexa dan Ersya. Kami selalu bersama, kami sangat akur sekali, bagi kami penampilan dan isi otak harus seimbang. Itu lah prinsip hidup kami. Hingga banyak yang iri pada kami.
Oh yaa, kali ini aku ingin bercerita tentang Ersya. Antara kami bertiga, Ersyalah yang paling tertutup. Aku dan Alexa berusaha mencogkel-congkel hatinya Ersya. Beuuh, percuma saja gak ada hasilnya.
            Kayak-kayaknya sih, Ersya trauma abis putus sama kakak kelasnya dulu waktu SMP. Namanya sih Raju. Padahal itu udah lama, udah sekitar 2 tahunan. Ersya udah berusaha buat lupain Raju, tapi kayaknya masih gak bisa. Udah berkali-kali Ersya pacaran lagi, tapi hasilnya nihil doang.
            Aku dan Alexa udah nyaranin buat Ersya supaya bisa balikan lagi sama Raju. Tapi Ersya tetap gak mau. Katanya sih Ersya Cuma gak bisa buat lupain Raju aja, kesempatan buat balikan sih Nol besar. Gak mau banget katanya.
            Aku semakin bingung sama Ersya, apa sebenarnya yang direncanakan Ersya ? Apakah Ersya ingin menutup hati ? Entahlah...
            Hingga tiba saatnya penerimaan siswa baru di sekolah kami. Ersya dan Alexa anggota dari Osis disekolah kami. Setelah acara MOS selesai, Ersya dan Alexa bercerita tentang keseruan acaranya.
*****
            Hari ini hari pertama kami disekolah setelah MOS itu.
            “Eh Alexa, Liat deh adek kelas yang cowok itu” Ujar Ersya
            “Yang mana Sya ?” sahut Alexa
            “Yang ituu tuu, yang pake jam Positif (+) ituu”
            “oh ituu, kenapa emang ?
“kayaknya dia mirip Raju deh”
“Mana....Manaa.....” Sahutku yang tadinya cuek mendengar cerita Alexa dan Ersya
“Mmm, Iyaa...iyaa agak miripan dikit sya” jawab Alexa
Cowok itu ternyata kelasnya tepat sebelahan dengan kelas kami. Ersya yang penasaran pun mencari tau akan cowok tersebut.
Ternyata namanya Randy, Randy kalau diliat banget memang mirip sama Raju. Iyaa, mungkin ini yang bikin Ersya semakin penasaran sama Randy. Aku dan Alexa membiarkan Ersya untuk tetap mencari tau informasi tentang Randy. Kalau itu yang bisa bikin Ersya senang, apa boleh buat ?
Tapi setiap ditanya, Ersya pasti mengalihkan pertanyaan aku dan Alexa. Aku pun tak ambil pusing, biarkan sajalah. Toh masalah aku aja belum selesai-selesai. Alexa pun tak menghiraukannya, yang ia fikirkan sekarang Cuma bagaimana orangtuanya bisa merestui hubungannya dengan pacar barunya.
Kita terlalu sibuk masing-masing. Aku terlalu sibuk dengan Ilmu hisabku, Alexa sibuk dengan Ilmu sastranya, dan Ersya sibuk online-online tak jelas.
Tapi ternyata, Ersya online bukan tidak jelas. Ersya punya modus, dia terobsesi akan Randy yang menyerupai Raju itu. Tiap hari kerjaannya Cuma chattingan bersama randy. Hal ini baru aku sadari sekarang, yang ketika itu aku tidak sengaja mengobrak-abrik akun-akunnya Ersya.
Dan suatu hari, ersya seharian hanya merenung saja. Setiap ada yang mengganggunya, pasti dia marahi. Ternyata ersya mengetahui Randy sudah tidak single lagii.
Aku heran pada Ersya, kenapa selama ini tidak jujur saja ? toh kami ini kan sahabatnya. Tidak mungkin kami tidak akan membantu masalahnya. Akhirnya, aku dan Alexa mendesak Ersya untuk menjawab yang sejujurnya.
“Ersya, coba kamu jujur sama kita ? kamu suka kan sama Randy ?” tanyaku
“Engga Sany, aku Cuma pengen kenalan aja sama Randy”
“Udahlah Sya, kamu jujur aja. Aku dan Sany sahabat kamu, jadi cerita saja” sahut
Alexa.
“(Ersya menangis sambil memeluk aku dan Alexa ) iyaaa...., aku menyesal mengenali Randy, dia tak ubah seperti Raju dahulu”
“Aku ngerti sya, udah jangan nangis. Kalo kamu nangis, artinya kamu bukan Ersya yang dulu”
“iya Sany, aku nyesel banget udah gk jujur sama kamu dan Alexa. Coba aja dari dulu aku jujur, pasti aku gak akan kayak gini lagi”
“Udahlah, gak usah diperpanjang lagii. Tatap aja masa depan Sya. Masih banyak cowok di depan sana yang pantas buat kamu “
“Atau aku perlu bikinin kamu kata-kata, puisi, atau cerpen galau buat kamu ?” Alexa berusaha mencairkan suasana.
Ersya tersenyum sambil memandangi Alexa dan Sany. Tatapan Ersya penuh kekecewaan dan penyesalan. Ersya pun berkata “ aku janji gak bakalan kayak gini lagi, aku sayang kalian ” :D

Sekiaan =D

Kamis, 20 September 2012

Haruskah aku korbankan nyawaku untukmu ?


Haruskah aku korbankan nyawaku untukmu ?

            Pagi-pagi sekali, hpku tiba-tiba berdering, 1 pesan. Aku seperti mengenal nomer ini “Selamat pagi cindy”. Iyaa, sepertinya ini nomer Arif, mantanku dulu. Yang udah sangat lama sekali menghilang, dia mantan yang paling aku sayangi. Walaupun dia satu-satunya cowokku yang paling cuek dan yang udah nyia-nyiain aku. Tapi entah kenapa, Arif masih selalu ada di fikiranku. Jangankan dia, nomernya saja aku masih hafal hingga sekarang.
            Aku membalas pesan dari Arif, tapi aku masih ragu untuk terlalu welcome dengan Arif. Aku tidak ingin lagi hati ini masih berharap pada Arif. Sulit sekali bagiku untuk Move On karna Arif. Wajar saja aku gak bisa lupain Arif, dia cowok yang perfect dimata cewek-cewek. Pinter, cakep, kaya, anak basket lagi. Aduuh, gak heran deh pokoknya. Tapi itulah yang membuat aku gak pernah lupain dia, berlagak cuek tapi sebenarnya perhatian.
            Setelah lama berbincang dengan Arif, Arif mengajakku ketaman sore ini. Rasa senang bercampur sedih yang aku rasakan sekarang. Aku senang sekali bertemu dengan Arif yang sudah 3tahun aku tidak bertemu dengannya, aku rindu padanya. Tapi aku sedih ketika aku mengingat masa laluku dulu bersama Arif. Aku takut menangis lagi di hadapannya.
      *****
            Akhirnya aku sampai juga di taman,ternyata Arif sudah menungguku disana. Tatapannya masih sama seperti dulu, air mata ini tak terbendung lagi Tuhan. Aku seperti ingin memeluk Arif, tapi aku malu. Aku tidak ingin terlihat cengeng dihadapan Arif.
            Aku mencoba tersenyum pada Arif. Awalnya, Arif sangat  ceria bercerita padaku. Tapi pada akhirnya Arif meminta izin untuk bercerita padaku, menceritakan tujuannya jauh-jauh datang kesini.
            “Cindy, aku boleh cerita gak ?”
“Cerita apa rif ? cerita aja...
            “Aku kesini Cuma buat minta maaf sama kamu Ndy, aku merasa bersalah udah ninggalin kamu gitu aja dulu. Aku masih sayang kamu, tapi aku ingin mengikuti kemauan orangtuaku untuk menjauhimu. Tapi ternyata aku gak bisa. Hingga pada saatnya disisa usiaku sekarang, aku baru bisa nyampaikan ini pada kamu”
            “Apa maksud kamu disisa usia Rif ?”
            “Iya Ndy, aku terkena kanker darah lanjut. Umurku udah gak panjang ndy. Makanya aku ingin minta maaf sama kamu sekarang, udah gak ada waktu lagi ndy”
            “Apa ? kamu gak usah becanda Rif, aku kesini bukan untuk dengerin lelucon kamu”
            “ini beneran cindy, aku gak bohong”
            “Emang penyakit kamu gak bisa diobati yaah Rif  ?”
            “Bisa Ndy, kalau ada pendonor sumsum tulan belakang buat aku. Tapi pendonor itu susah dapetin. Udah 1bulan ini kami nyari pendonor tapi gak dapet-dapet. Mungkin ini udah takdir tuhan buat aku ndy, aku terlalu banyak dosa.”
            Airmataku netes jugaa tuhan ! aku shock, aku langsung memeluk Arif. Arif mencoba menetralkan suasana. “aku gak apa-apa kok ndy”. Kamu tenang aja yaa, jangan ceritain sama siapa-siapa. “iyaa rif, aku janji. Tapi kamu juga harus janji yah, kamu harus sembuh buat aku”. “iya ndy, aku janji”.
            “aku Cuma minta izin sebentar sama mama ndy, besok mungkin aku berangkat ke Singapura untuk mencari pendonor itu. Aku gak bisa berlama-lami disini”
            “iyaa rif, kabari aku kalau ada apa-apa yah. Tuhan masih sayang kamu kok rif”
*****
            Sesampainya dirumah aku gak bisa tidur, aku masih teringat cerita Arif tadi. Aku berfikir, apakah aku bisa menolong Arif ? haruskah aku korbankan nyawaku untuk Arif ?
Aku pusing, aku gak tau apa yang harus aku lakukan. Hingga satu keputusan yang aku ambil.
            Aku datang ke Rumah sakit tempat Arif dirawat hingga dapat pendonor sumsum tulang tersebut. Aku memaksa dokter untuk memeriksa apakah sumsum tulangku cocok dengan Arif atau tidak. Beberapa selang waktu berjalan, dokter dengan gembira mengabarkan ternyata sumsum tulangku dengan Arif cocok. Aku tidak ingin menunggu lama, aku ingin operasi ini cepat terlaksana. Tapi aku meminta dokter berjanji untuk tidak memberitahu Arif akan siapa yang menjadi pendonor itu, Akhirnya dokter menyetujui itu.
*****
            Beberapa menit lagi waktu operasi dimulai, jantungku bergerak tidak stabil. Aku takut, tapi ini untuk kesembuhan Arif. Arif selalu bertanya pada dokter siapa yang menjadi pendonor untuknya, dokter tetap menjawab “Pendonor merahasiakan identitasnya”. Baiklah waktu operasi tiba, pada awalnya keadaan baik-baik saja hingga ditengah proses operasi berlangsung. Keadaanku down, semua tak terkendali lagi. Aku kehilangan banyak darah. Hingga setelah operasi selesai, Arif penasaran siapa yang mau menjadi pendonor untuknya. Arif memaksa untuk masuk ke ruanganku.
            Aku benar-benar lemah, detak jantungku mulai bergerak lurus. Tapi aku bahagia aku masih bisa melihat Arif disaat-saat terakhirku.
            “Arif, aku menyayangimu”, yaa kata-kata itu sempat aku katakan walau dengan terbata. Detik demi detik, detak jantungku berhenti dan aku harus menghadap tuhan. Tuhan yang telah menciptakanku, tuhan yang telah mengatur semuanya.
            Arif dan keluarganya menangis penuh penyesalan, tapi aku meninggalkan dunia ini dengan senyuman. Aku bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang aku sayangi sebelum aku meninggal. Semoga tuhan akan selalu menyampaikan rasa rinduku pada arif.
            Selamat tinggal arif, i will always love you <3

Sabtu, 15 September 2012



Inilah kebersamaan saat kita bersama pulang lebaran 1433 H. ke-12 cucunya nenek NURDELIMA, hanya saja 1 yang tidak ikut bersama "Doppy wiguna". Sampai jumpa lagii yaa (Yudha, Nanda, Chandra, Irfan, Asih, Fifi, Dwiki, Fira, Miranda, Rissa, Raffa, Ebi)