“REAKSI dan MANFAAT SENYAWA
ORGANIK”
NAMA : ADE ALFIRA
KELAS : XII IPA 2
GURU PEMBIMBING : ASEP HIDAYAT M.Si
MADRASAH
ALIYAH NEGERI KUOK
TP.2012/2013
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun penyusunan yang
sangat sederhana. Untuk memenuhi tugas kimia. Dengan judul : REAKSI dan MANFAAT
SENYAWA ORGANIK.
Penulis meyakini bahwa dalam
menyelesaikan makalah ini banyak kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan
yang penulis perbuat, karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis dalam
tugas yang menjadi kewajiban penulis.
Untuk para pembaca sekalian penulis
mengharapkan kritikan-kritikan dan masukan yang sifatnya membangun agar
menutupi ketidaksempurnaan penulisan makalah yang penulis susun ini.
Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat menambah wawasan berfikir dan pengetahuan kita semua, Amin.
Kuok, Desember 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Lebih dari sejuta senyawa terdiri atas gabungan karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen atau beberapa unsur tertentu. Keseluruhan senyawa tersebut
merupakan bagian dari kimia organik. Pada mulanya kimia organik hanya
melibatkan senyawa yang diturunkan dari makhluk hidup. Makhluk hidup dianggap
mempunyai “tenaga gaib” (vital force) yang diperlukan dalam sintesis senyawa
organik. Pada tahun 1928, Friedrich Wohler (ahli kimia Jerman) berhasil
mensintesis urea. Urea merupakan penyusun air seni dan dapat diperoleh dengan
cara memanaskan amonium sianat, yang dianggap sebagai zat anorganik.
Sifat dan struktur
senyawa karbon ditentukan oleh adanya perbedaan gugus fungsi yang dimiliki.
Pada mulanya para ahli kimia memberikan nama-nama tersendiri untuk senyawa barunya.
Nama tersebut didasarkan pada sumber atau sifat tertentu dari senyawa karbon.
Contoh asam sitrat yang ditemukan pada buah sitrun, asam urat yang ditemukan
pada urine, asam format terdapat pada semut (dari Bahasa Latin, semut =
formica). Penamaan yang demikian disebut nama trivial. Namun dengan semakin
banyaknya senyawa baru yang ditemukan, sistem tersebut tidak dapat
dipertahankan kembali. Kemudian diperkenalkan sistem penamaan baru menurut
International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).
BAB II
ISI
A.
ALKOHOL
1. REAKSI-REAKSI ALKOHOL
a. Reaksi Alkohol dengan Natrium
Sebuah lempeng kecil dari natrium yang dimasukkan ke
dalam etanol akan bereaksi stabilmenghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen
dan membentuk larutan natrium etoksida yang tidak berwarna,
CH3CH2ONa. Natrium etoksida juga dikenal sebagai alkoksida.
Jika larutan
diuapkan sampai kering, maka natrium etoksida akan tertinggal sebagaisebuah
padatan putih.Walaupun jika dilihat sekilas tampak sebagai sebuah reaksi yang
baru dan cukup rumit,namun sebenarnya reaksi ini sama persis dengan reaksi
antara natrium dan air (kecualireaksinya yang berlangsung lebih cepat).Mari
kita bandingkan antara kedua reaksi ini:Untuk reaksi antara natrium dengan air,
tentu saja kita biasa menuliskan hasil reaksinya,natrium hidroksida, sebagai
NaOH dan bukan HONa – inilah sebenarnya yangmembedakan, yakni hanya dari segi
penulisan sebagaimana ditunjukkan pada gambar diatas. Natrium etoksida
sangat mirip dengan natrium hidroksida, kecuali bahwa hidrogendigantikan oleh
sebuah gugus etil. Natrium hidroksida mengandung ion-ion H sedangkan natrium
etoksida mengandung ion-ion CH3CH2O.
Alkohol dapat bereaksi
dengan logam Na membentuk alkoksida
dan gas hidrogen.
Contoh reaksi etanol dengan logam Natrium :
C2H5 – OH + Na ⎯⎯→ C2H5ONa + H2
Etanol Na-etoksida Reaksi ini dapat dipergunakan sebagai reaksi
untuk pengenal alkohol.
b.
Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-beda,
tergantung pada jenis alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator sedang,
seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam dapat digunakan untuk
mengidentifikasi alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
(1) Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi
lebih lanjut membentuk asam kar-boksilat.
Contoh:
CH3– CH2 – OH
CH3–COH + H2O
etanol etanal
CH3–COH⎯CH3COOH
etanal asam etanoat
(2) Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton.
(3) Alkohol tersier tidak teroksidasi.
c.
Reaksi dengan Hidrogen
Halida
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana
dan air dengan reaksi:
R – OH + HX⎯⎯→R – X + H2O
Contoh:
CH3 – OH + HCl
CH3 – Cl + H2O
d.
Reaksi Esterifikasi
Alkohol dengan asam karboksilat dapat menghasilkan ester.
R – OH + R – COOH
R – COOR′ + H2O
alkohol asam karboksilat ester
Contoh:
C2H5OH + CH3COOH
CH3 – COOC2H5 + H2O
etanol asam asetat etil asetat
e.
Reaksi Dehidrasi Alkohol
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena
dan air.
Contoh:
CH3– CH2 – CH2 – OH CH2 – CH = CH2 + H2O
n – propanol 1 – propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol
primer, atom H dan gugus OH yang terlepas berasal dari atom-atom C yang
berdekatan. Sedangkan padaraksi ehidrasi alkohol sekunder, atom H yang terlepas
berasal dari atom C yang terikat pada rantai C terpanjang.
f. Pembuatan Beberapa
Senyawa Alkohol
1) Metanol
Metanol dibuat dari campuran gas karbon monoksida dengan hidrogen
menggunakan katalis ZnO atau Cr2O3 pada suhu 350 °C.
Reaksi: CO + 2 H2⎯K⎯ata⎯lis→CH3OH
Metanol bersifat racun dan dapat mematikan jika ditelan.
Kebutaan
dapat pula terjadi jika karena kontak dengan kulit atau penghirupan uapnya
terlalu lama. Kebutaan orang yang mencerna metanol disebabkan oleh terbentuknya
formaldehida (H2CO) atau asam format (HCO2H) yang merusakkan sel-sel retina.
Jika formaldehida adalah penyebabnya, maka diduga zat ini menghambat
pembentukan ATP (adenosine trifosfat) yang diperlukan agar sel retina
berfungsi. Jika asam format penyebabnya, maka diduga asam ini menonaktifkan
enzim yang mengandung besi yang bertanggung jawab mengangkut oksigen ke retina.
2. MANFAAT ALKOHOL
Beberapa senyawa alkohol yang luas penggunaannya antara lain
adalah :
1) Metanol
Pada suhu kamar, metanol
berupa zat cair bening, mudah menguap, dan berbau enak. Metanol digunakan
sebagai pelarut untuk membuat polimer dan senyawa organik yang lain seperti ester.
Metanol dapat dicampurkan dengan bahan bakar bensin sampai kadar 15 % tanpa
mengubah konstruksi mesin
kendaraan.
2) Etanol
Pada suhu kamar berupa zat
cair bening, mudah menguap, dan berbau khas. Etanol terdapat dalam spiritus,
minuman beralkohol, dan obat pencuci luka. Etanol tidak beracun, tetapi bersifat
memabukan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak atas. Etanol
juga bersifat candu. Orang yang sering minum alkohol dapat menjadi kecanduan
dan sulit baginya untuk meninggalkan alkohol itu. Walaupun tidak beracun, alkohol
dapat menimbulkan angka kematian yang tinggi.
Misal banyak pengemudi
kendaraan yang dalam keadaan mabuk meninggal dalam kecelakaan lalu lintas.
Minuman beralkohol umumnya dibuat melalui proses fermentasi. Alkohol hasil
fermentasi hanya berkadar 12-15 %, sehingga perlu dipekatkan dengan penyulingan
agar diperoleh alkohol dengan kadar 95,5 %.
3) Gliserol
Gliserol atau gliserin adalah
zat cair yang kental, tidak berwarna, dan mempunyai rasa manis. Gliserol mudah
larut dalam air dengan segala perbandingan. Senyawa ini digunakan
sebagaipelembap pada tembakau dan kembang gula, pelarut obat-obatan, dan
membuat nitrogliserin (bahan pembuat peledak).
Dalam kehidupan
sehari-hari alkohol banyak digunakan, antara lain sebagai berikut :
1) Dalam bidang farmasi (obat-obatan), sebagai pelarut senyawa
organik, misalnya etanol dan butanol.
2) Dalam bidang biologi atau industri digunakan sebagai disinfektan,
misalnya etanol dan metanol.
3) Sebagai bahan bakar, misalnya spiritus (campuran antara
metanol dan etanol).
B.
ETER
(ALKOKSIALKANA)
1. REAKSI-REAKSI ETER
a.
Pembakaran
Eter mudah
terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
b.
Reaksi dengan Logam Aktif
Berbeda
dengan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium (logam aktif).
c.
Reaksi dengan PCl5
Eter
bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl.
d.
Reaksi dengan Hidrogen
Halida (HX)
Eter terurai
oleh asam halida, terutama oleh HI.
e.
Membedakan Alkohol dengan
Eter
Alkohol dan
eter dapat dibedakan berdasarkan rekasinya dengan logam natrium dan fosforus
pentaklorida.
·
Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan
hidrogen, sedangkan eter tidak bereaksi.
·
Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan
gas HCl, sedangkan eter bereaksi tetapi tidak menghasilkan HCl.
f. MANFAAT
ETER
Eter
dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia perdagangan disebut eter. Etil eter
merupakan eter yang terpenting dan paling utama kegunaannya. Eter ini digunakan
sebagai pelarut dan obat bius (anestesi) pada operasi yang diberikan melalui
pernapasan, seperti kloroform dan siklopropana.
C.
ALDEHID
(ALKANAL)
Aldehid
adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya selalu berikatan dengan paling
sedikit satu atom hidrogen. Contoh senyawa aldehid adalah formalin yang
sering digunakan dalam pengawetan zat organik.
1. REAKSI-REAKSI ALDEHID
Aldehida
adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-CHO. Beberapa reaksi
yang terjadi pada aldehida antara lain:
·
Oksidasi
Aldehida
adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah.
Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang
merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida
menghasilkan asam karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat
dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat
dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula
terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak
oksida (Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan
unsur perak (Ag).
Bila reaksi
dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi
bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin
perak.
Pereaksi
Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A
adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan
NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan
kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru
tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks.
Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.
Reaksi
Aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
Pereaksi
Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam
air kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).
·
Adisi Hidrogen (Reduksi)
Ikatan
rangkap –C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi oleh gas hidrogen
membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan
oksidasi atom karbon gugus fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong
reduksi.
2. MANFAAT ALDEHID
·
Larutan formaldehida 37% dalam air (formalin) untuk
mengawetkan specimen biologi dalam laboratorium / museum, karena dapat membunuh
germs (desinfektan).
·
Formaldehida untuk membuat plastic terms set. damar
buatan serta insektisida dan germisida.
·
Etanal atau asetaldehida sebagai bahan untuk karet
atau damar buatan. Zat warna dan bahan organic yang penting misalnya asam
asetat, aseton, etilasetat, dan 1- butanol.
Zat ini
sampai sekarang banyak diproduksi melalui :
-
Oksidasi methanol dengan oksigen dar udara diberi katalis Cu
2CH3 – OH +
O2 2H – CHO + 2H2O
-
Reduksi CO dengan gas hydrogen :
Campuran gas
CO dan hydrogen yang dialirkan melalui katalisator Ni atau Pt sehingga gas CO
direduksi menjadi formaldehida.
CO + H2
H – CHO
-
Distlasi kering dari garam format :
2H +
COONa H – CHO + Na2CO3
D.
KETON
(ALKANON)
Keton adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya
dihubungkan dengan 2 karbon lain. contoh senyawa keton adalah
aseton yang dapat digunakan untuk pembersih kuteks.
Gugus karbonil ialah satu atom karbon dan satu
atom oksigen yang dihubungkan dengan ikatan ganda dua. Gugus ini
merupakan salah satu gugus fungsi yang paling lazim di alam dan terdapat dalam
karbohidrat, lemak, protein, dan steroid. Gugus fungsi ini dijumpai dalam
senyawa aldehid dan keton (Wilbraham dan Matta, 1992: 82).
1. REAKSI-REAKSI KETON
1) Reduksi
keton oleh hidrogen akan menghasilkan alkohol sekunder
2) Oksidasi
Keton
merupakan reduktor yang lebih lemah daripada aldehid. Zat-zat pengoksidasi
lemah seperti pereaksi tollens dan pereaksi Fehling tidak dapat mengoksidasi
keton. Oleh karena itu, aldehid dan keton dapat dibedakan dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut.
a) Aldehid
+ pereaksi Tollens à cermin perak
b) Keton
+ pereaksi Tollens à tidak ada reaksi
c) Aldehid
+ pereaksi Fehling àendapan merah bata
d) Keton
+ pereaksi Fehling à tidak ada reaksi
e) Larutan
Fehling Larutan fehling adalah larutan basa bewarna biru tua. Larutan fehling
dibuat dari Cu(II) sulfat dalam larutan basa yang mengandung garam Rochelle,
sehingga diperoleh ion kompleks Cu(II) tartrat. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
f) Larutan
Tollens Larutan tollens dibuat dengan mencampur NaOH, AgNO3, dan NH3
sehingga terbentuk ion kompleks [Ag(NH3)2]+.
Reaksinya adalah sebagai berikut:Ion kompleks [Ag(NH3)2]+
direduksi oleh aldehida/alkanal menjadi Ag, membentuk endapan Ag menyerupai
cermin perak pada dinding tabung.
3)
MANFAAT
KETON
Keton yang paling banyak digunakan
adalah propanon.Propanon dalam kehidupan sehari-hari dan perdagangan lebih
dikenal dengan nama aseton. Kegunaan utama aseton sebagai pelarut untuk lilin,
plastik, sirlak, dan pelarut selulosa asetat dalam memproduksi rayon. Aseton
juga digunakan untuk pembersih pewarna kuku (kutek). Beberapa keton siklik yang
berbau harum digunakan untuk membuat parfum. Kerjakan
Senyawa
keton yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah aseton
atau propanon.Aseton banyak digunakan sebagai :
1.
Pelarut senyawa karbon, misalnya sebagai pembersih cat
kuku.
2.
Bahan baku pembuatan zat organic lain seperti chlaroform
yang digunakan sebagai obat bius.
3.
Selain aseton beberapa senyawa keton banyak yang
berbau harum sehingga digunakan sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya.
E.
ASAM
KARBOKSILAT (ALKANOAT)
1. REAKSI-REAKSI ALKANOAT
a)
Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik
padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada
temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang
terjadi adalah:
HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O
b)
Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R
dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam
karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
c) Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat
seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi
sangat lambat.
a. Oksidasi
dengan KMnO4
1. Dimasukan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format
dan ditambahkan tetes KMnO.
2. Dipanaskan dalam penangas selama 2 menit dan
diamati perubahan yang terjadi.
3. Diulangi percobaan dengan asam asetat.
b. Osidasi dengan pereaksi fehling
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
0,5 ml asam format dan ditambahkan 0,5 ml fehling A dan B.
2. Dipanaskan dalam penangas selama 2 menit dan
diamati perubahan yang terjadi.
3. Diulangi percobaan dengan asam asetat.
d)
Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat
dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam
karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi
Grignat (Fessenden, 1997).
Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol
menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga sering juga
disebut asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui oksidasi alkohol primer,
sekunder atau aldehida, oksidasi alkena, oksidasi alkuna hidrolisa alkil
sianida (suatu nitril) dengan HCl encer, hidrolisa ester dengan asam,
hidroilisa asil halida, dan reagen organolitium (Wilbraham, 1992).
2. MANFAAT ALKANOAT
Beberapa
asam karboksilat yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah :
1)
Asam format
Asam
format adalah cairan tak berwarna , berbau tajam, mudah larut dalam air,
alkohol, dan eter. Dalam jumlah kecil terdapat dalam air keringat. Berbeda
dengan asam karboksilat yang lain, asam format mempunyai sifat mereduksi. Asam format
mereduksi perak nitrat dalam suasana larutan netral, larutan KMnO4 dalam
suasana basa, dan mereduksi H2SO4 pekat. Asam format banyak digunakan dalam
industri tekstil, penyamakan kulit, dan di perkebunan karet untuk menggumpalkan
lateks.
2)
Asam asetat (asam cuka)
Asam
asetat murni disebut asam asetat glasial merupakan cairan bening tak berwarna,
berbau sangat tajam, membeku pada 16,6 oC, dan membentuk kristal yang
menyerupai es atau gelas. Senyawa ini digunakan sebagai asam yang terdapat dalam
cuka makanan. Kadar asam asetat yang terdapat dalam cuka makanan sekitar 20-25
%.
F.
ESTER
(ALKIL ALKANOAT)
1. REAKSI-REAKSI ESTER
a.
Reaksi hidrolisis
Reaksi
hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol,
namun bila reaksi hidrolisis dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh garam
karboksilat dan alkohol. Hidrolisis ester dengan basa dise4but reaksi
Penyabunan (Saponifikasi).
b. Reaksi dengan Amonia
Produk reaksi
antara ester dengan amonia adalah suatu amida dan suatu alkohol. Contoh :
reaksi antara etil asetat dengan amonia menghasilkan asetamida dan etanol.
CH3COOC2H5
+ NH3 → CH3CONH2 + C2H5OH
c.
Transesterifikasi
Jika suatu
ester direaksikan dengan suatu alkohol maka akan diperoleh ester baru dan
alkohol baru. Reaksi ini disebut reaksi transesterifikasi yang dapat
berlangsung dalam suasana asam dan basa mengikuti pola umum berikut ini.
RCOOR1
+ R”OH ↔ RCOOR” + R1OH
Reaksi diatas
disebut transesterifikasi karena terjadi pertukaran antara gugus alkil dalam
–OR1 pada ester dengan gugus alkil dalam ikatan R”O.
Contoh reaksi
antara suatu trigliserida dengan metanol.
d. Reaksi
dengan pereaksi Grignard
Reaksi antara
suatu ester dengan pereaksi Grignard merupakan cara istimewa dalam pembuatan
alkohol tersier. Pola umum dari reaksi ini adalah sebagai berikut.
Bila keton yang diperoleh di atas
direaksikan lebih lanjut dengan R’’MgX maka pada akhirnya diperoleh suatu
alkohol terseir menurut persamaan reaksi berikut ini.
2. MANFAAT ESTER
Kegunaan
ester dapat kalian jumpai dikehidupan sehari-hari. Untuk lebih memahaminya
dapat kalian pelajari uraian berikut :
1)
Ester buah-buahan
Ester
yang memiliki sepuluh atom karbon atau kurang (yaitu ester dari asam
karboksilat rantai pendek dengan alkohol rantai pendek) pada suhu kamar berupa
zat cair yang mudah menguap dan mempunyai aroma yang sedap. Kebanyakan ester
tersebut pada bunga dan buah, sehingga disebut ester buah-buahan. Ester ini
berbau sedap sehingga digunakan sebagai penyedap atau esens.
2) Etil asetat (CH3 –
COOC2H5)
Ester ini digunakan
sebagai pelarut. Misalnya untuk cat, cat kuku, atau perekat. Ester ini mudah
menguap sehingga cat atau perekat cepat mengering.
3) Lilin
Kebanyakan bahan
pembuat lilin adalah campuran dari dua jenis atau lebih ester dengan zat-zat
lain dan merupakan zat padat dengan titik leleh yang rendah. Jika lilin
dicampur dengan pelarut tertentu dapat dengan mudah dioleskan untuk salutan
pelindung, misalnya untuk membatik.
G.
BENZEN
DAN TURUNANNYA
1. REAKSI-REAKSI BENZEN
Reaksi benzena umumnya melalui reaksi
substitusi, walaupun ada sebagian reaksi yang melalui reaksi adisi. Macam-macam
substitusi benzena di antaranya halogenasi benzena, nitrasi benzena, dan reaksi
riedel-crafts.
a. Halogenasi Benzena
a. Halogenasi Benzena
Gambar 7.3
Reaksi substitusi benzena oleh bromin menghasilkan bromobenzena.
Dengan adanya
katalis besi(III) klorida atau aluminium klorida, benzena dapat bereaksi dengan
klorin ataupun bromin membentuk senyawa halobenzena pada suhu kamar. Persamaan
reaksinya:
Benzena dapat
juga bereaksi dengan klorin atau bromin tanpa bantuan katalis jika ada cahaya
ultraviolet (cahaya matahari dapat juga diterapkan). Reaksi yang terjadi adalah
pembentukan radikal bebas dari halogen.
Reaksi ini
melibatkan reaksi adisi dan substitusi atom klorin pada cincin benzena
membentuk beberapa senyawa klorobenzena.
b. Nitrasi
Benzena. Campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat dengan
volume sama dikenal sebagai campuran nitrasi. Jika campuran ini ditambahkan ke
dalam benzena, akan terjadi reaksi eksotermal. Jika suhu dikendalikan pada 55°C
maka hasil reaksi utama adalah nitrobenzena, suatu cairan berwarna kuning pucat
(Gambar 7.4). Reaksinya secara umum:
Fungsi asam sulfat
dalam reaksi di atas adalah untuk menghasilkan kation nitril, NO2+
dari asam nitrat. Persamaan reaksinya:
2H2SO4
+ HNO3 ⇆
2HSO4– + H3O+ + NO2+
Kation nitril
selanjutnya bereaksi dengan benzena membentuk nitrobenzena:
Jika campuran
nitrasi dan benzena dipanaskan pada suhu di atas 60°C selama lebih kurang satu
jam maka gugus nitro yang kedua akan menukargantikan atom H pada cincin
benzena. Setelah campuran reaksi dituangkan ke dalam air akan terbentuk kristal
kuning pucat dari di–atau tri–nitrobenzena.
c.
Reaksi Friedel-Crafts
Gambar 7.4
Proses nitrasi benzena
Penambahan
katalis AlCl3 anhidrat dalam reaksi benzena dan haloalkana atau asam
klorida akan terjadi reaksi sangat eksotermis. Jenis reaksi ini dinamakan
reaksi Friedel-crafts. Persamaan reaksi umum:
Contoh:
1) Reaksi
benzena dan haloalkana dengan bantuan katalis AlCl3 anhidrat akan
terbentuk alkilbenzena disertai pelepasan kalor.
Gambar
7.5 Metilbenzena hasil reaksi Friedelcrafts dioksidasi dengan KMnO4
terbentuk K-benzoat.
Setelah dilarutkan
dalam HCl akan terbentuk asam benzoat.
2) Asilasi
benzena dengan adanya katalis AlCl3 anhidrat akan membentuk asetofenon
3) Penambahan
etena ke dalam benzena dengan adanya katalis AlCl3anhidrat pada
250°C dan 40 atm membentuk etilbenzena.
2. MANFAAT BENZEN
Disadari
atau tidak, sejumlah zat kimia telah banyak dikonsumsi baik secara langsung
maupun tidak langsung. Bahan-bahan kimia yang dikonsumsi secara langsung,
misalnya zat aditif pada makanan dan obatobatan. Bahan-bahan kimia yang
dikonsumsi secara tidak langsung misalnya pupuk dan pestisida.
1.Manfaat
benzena sebagai za aditif makanan.
Zat aditif
makanan adalah zat kimia yang tidak biasa dimakan secara langsung, tetapi
ditambahkan ke dalam makanan untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Contoh zat
aditif adalah cita rasa, bentuk, aroma, warna, dan tahan lama (awet).
a.pemanis
Pemanis makanan yang tradisional biasanya menggunakan gula tebu atau gula aren (kelapa). Pemanis buatan yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan adalah sakarin, aspartam, dan sorbitol. Sakarin adalah senyawa turunan benzena berupa kristal putih, hampir tidak berbau. Rasa manis sakarin 800 kali dari rasa manis gula tebu. Sakarin ditambahkan ke dalam minuman atau biskuit dengan dosis yang dikonsumsi tidak melebihi 1 g per hari. Aspartam merupakan serbuk berwarna putih, tidak berbau, dan bersifat higroskopis. Rasa manis aspartam sama dengan 200 kali dibandingkan gula tebu. Untuk setiap kg berat badan jumlah aspartam yang boleh dikonsumsi setiap harinya adalah 40 mg.
a.pemanis
Pemanis makanan yang tradisional biasanya menggunakan gula tebu atau gula aren (kelapa). Pemanis buatan yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan adalah sakarin, aspartam, dan sorbitol. Sakarin adalah senyawa turunan benzena berupa kristal putih, hampir tidak berbau. Rasa manis sakarin 800 kali dari rasa manis gula tebu. Sakarin ditambahkan ke dalam minuman atau biskuit dengan dosis yang dikonsumsi tidak melebihi 1 g per hari. Aspartam merupakan serbuk berwarna putih, tidak berbau, dan bersifat higroskopis. Rasa manis aspartam sama dengan 200 kali dibandingkan gula tebu. Untuk setiap kg berat badan jumlah aspartam yang boleh dikonsumsi setiap harinya adalah 40 mg.
b. Pengawet
Penambahan
zat pengawet pada makanan berguna untuk mencegah oksidasi dan menghambat
pertumbuhan bakteri. Bahan pengawet buatan sebagai antioksidan adalah
butilasihidroksianisol (BHA), butilasihidroksitoluena (BHT), paraben
(p–hidroksibenzoat), dan propilgalat, sedangkan untuk menghambat pertumbuhaan
bakteri atau jamur adalah natrium benzoat.
c.
Pewarna Makanan
Pewarna
buatan bertujuan menjadikan makanan seolah-olah memiliki banyak warna daripada
yang sesungguhnya. Pewarna buatan umumnya berasal dari senyawa aromatik
diazonium. Beberapa pewarna buatan yang diizinkan oleh Depkes di antaranya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.3 Beberapa Merk Dagang Pewarna Makanan
Tabel 7.3 Beberapa Merk Dagang Pewarna Makanan
Nama
|
Nama Niaga
|
Amaran
|
food Red
|
Eritrosin
|
food Red
|
Fast green
|
food green
|
Indigotin
|
food blue
|
Sunset ellow
|
food Yellow
|
Tartrazin
|
food Yellow
|
Beberapa
pewarna berbahaya dan dilarang penggunaannya karena berpotensi menimbulkan
karsinogen adalah auramin.
2.MANFAAT
BENZEN SEBAGAI OBAT-OBATAN
Berbagai jenis obat telah diproduksi dan dikonsumsi untuk menjaga kesehatan
dan menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Pada umumnya obat-obatan yang
diproduksi dapat dikelompokkan ke dalam obat analgesik, antibiotik, psikiatrik,
dan hormon. Analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
Jika kita merasa sakit, otak kita akan mengeluarkan zat kimia yang disebut
analgesik. Obat analgesik yang dipasarkan dikemas dengan nama dagang, seperti
aspirin, parasetamol, dan kodeina. Aspirin dipakai untuk mengurangi rasa sakit
seperti sakit kepala atau sakit gigi. Aspirin juga dapat digunakan untuk
menurunkan suhu tubuh. Namun demikian, penggunaan aspirin harus hati-hati sebab
dapat melukai dinding usus, juga bersifat candu (ketagihan). Aspirin dapat
diproduksi melalui reaksi asilasi asam salisilat. Persamaan kimianya:
Parasetamol
dipasarkan dengan nama panadol. Parasetamol memiliki kegunaan serupa aspirin,
yakni mengurangi rasa sakit. Namun, parasetamol tidak begitu berbahaya jika
dibandingkan dengan aspirin sebab parasetamol tidak melukai dinding usus.
3.
Manfaat benzena sebagai Pestisida
Pestisida
adalah zat yang digunakan untuk mencegah, mengendalikan, atau membunuh serangga
(insektisida), tumbuhan (herbisida), dan jamur (fungisida). Pestisida yang
tergolong senyawa halobenzena, misalnya DDT (diklorodifenil–trikloroetana);
2,4–D; dan 2,4,5–T. Senyawa lainnya adalah turunan fosfat dan karbamat.
Paration
efektif digunakan untuk mencegah hama pengganggu buahbuahan, tetapi pestisida
ini sangat beracun bagi manusia. Selain kegunaan di atas, senyawa benzena juga
digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan polimer sintetik, seperti nilon danpolikarbonat,
serta poliester.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Senyawa
turunan Alkana adalah senyawa yang dianggap berasal dari alkan dengan satu atau
lebih atom H diganti oleh gugus fungsi tertentu. Contohnya metanol dapat
dianggap sebagai senyawa turunan alkana yaitu metana dengan satu atom H diganti
oleh gugus OH.
Suatu reaksi terjadi karena satu molekul atau lebih memiliki energi yang cukup (energi aktivasi) untuk memutuskan Ikatan.
B.
SARAN
1. Siswa dapat mengetahui senyawa-senyawa
organik.
2. Siswa dapat menentukan reaksi-reaksi yang
dapat dihasilkan oleh senyawa organik.
3. Siswa dapat memahami manfaat dari senyawa
organik.
thx tas tulisanx,sgt membantu mexelesaikan tgas kimia ku.. ;)
BalasHapus