Welcome ! Mari kita perbincangkan hidup disini, Baca dan fahamilah, pasti kamu akan mengerti maksudnya.

Rabu, 18 Juli 2012

Pesan terakhir Rio


Pesan terakhir Rio

            Tepat pukul 5 pagi, aku terbangun dari tidur lelapku semalam. Melepaskan semua rasa dihati, menerbangkan sejumlah kegundahan dengan mimpi. (Tinut-Tinut) yaa begitulah bunyinya, pesankah itu ? Yaa, itu pesan dari rio. Cowok SMA sebelah. Dia temanku, dan dia sahabatku.
            Kenapa dia sms subuh-subuh begini ? (Sebalku). Membangunkanku ? Mungkin sajaa.
Aku buka pesan itu, (I love you). Cuma itu, dan hanya sesingkat itu. Aku kaget ! Rio kenapa ? Ini pesan untuk siapa ? untuk pacarnya ? kenapa send ke aku ? Berjuta pertanyaanku saat itu.
            Aku kembali memejamkan mata, mencoba untuk melupakan itu dan menganggap itu hanya hal kecil. Tapi entah kenapa, sulit sekali terpejamnya mata ini. Selalu terbayang akan 1 pesan dari Rio. Aku me-Replay pesan itu ‘Rio, apa ini ? Kamu salah kirim’. Hanya sesingkat itu balasku.
            Setelah kejadian itu, Rio dan aku tak pernah bertemu lagi. Tak ada komunikasi apa pun. Aku baru sadar akan hal itu, dan mulai bertanya-tanya mengapa jadi begini ? Aku mencoba menghubunginya, tapii tak ada balasan satu pun. Hingga suatu waktu aku bertemu dengan nya di taman biasa tempat kami bersama. “Rio” panggilku, tapii Rio hanya menolehkan kepala dan senyum kecil saja. Rio tak seperti biasanya, pandangannya dingin, dia tak berkata apa-apa.
            Aku mulai tak nyaman dengan semuanya. Langsung saja aku tanya apa masalah nya sama Rio. Kamu kenapa Rio ? Apa yang salah dengan aku ? Pertanyaanku berhenti di situ saja, entah apa yang terjadi padaku waktu itu. Tatapannya berbeda, hingga beribu pertanyaan yang ingin kutanyakan lenyap begitu saja.
            “Aku tidak apa-apa” hanya itu balasan Rio.
            “Kenapa kamu tidak bisa di hubungi akhir-akhirb ini Rio ?
            “Aku hanya tidak mau di ganggu saat ini” jawab rio.
            Dengan sedikit kecewa, aku hanya tertunduk saja. Rio meninggalkan aku sendiri disana, dan memacu sepeda motor kesayangannya itu. Hatiku makin gelisah, aku semakin ingin tau kenapa Rio begini.
            Hingga aku terfikir untuk bertanya pada sahabatnya Arya. Arya sahabat dekat Rio, tempat Rio berbagi suka dan duka. Aku meluapkan semua yang aku rasa saat ini, menceritakan pertanyaan yang tak di jawab oleh Rio.
            “Rasakan saja apa yang terjadi, fahami hatinya dan hatimu. Pasti kamu akan tau jawabannya. Jika kamu sudah faham, datanglah lagi padaku” Jawab Arya.
            Aku semakin bingung dengan kata-kata arya. Ditengah malam aku terbangun, dan aku terfikir kembali akan kata-kata arya. Mengingat pesan subuh itu, dan yang terjadi sebelumnya. Apa benar Rio sayang aku ? kenapa aku baru sadar sekarang ?. Banyak jawaban yang kudapat malam itu.
            Esoknya aku mencari Arya lagi. Dari kejauhan Arya susah tersenyum padaku.
            “Sudahkah kamu merasakan semuanya ?”
            “Sudah” jawabku.
            Dengan panjang lebar Arya menceritakan apa yang terjadi pada Rio. Ternyata benar, Rio cemburu pada Rafi. Rafi teman baru ku di-Facebook.
            Aku kecewa pada diriku sendiri, aku tak mengerti perasaan Rio. Hingga aku mengunjungi Rio kerumahnya.

                                                * * * * * * * * * *
            Setibanya aku dirumah Rio, aku melihat Rio bersama orangtuanya sedang sibuk memasukan koper-koper dan barang-barang lainnya kedalam mobil. Sepertinya Rio ingin pergi lama. Aku menghampiri Rio yang hampir memasuki mobi.
            “Rio, Tunggu. Kamu mau kemana ?”
            “Aku mau ke Jepang, ayah pindah tugas ke Jepang. Jadi aku harus ikut mereka”
            “Kenapa kamu pergi tiba-tiba”
            “Aku sudah lama merencanakan ini, hanya saja kamu terlalu sibuk akhir-akhir ini dengan teman barumu itu. Aku gak mau mengganggu kesibukanmu.”
            “Aku cuma berteman dengan Rafi. Gak ada apa-apa antara aku dan dia.”
            “Sudahlah, buat apa masih membahas ini. Semua telah berlalu. Ayah dan ibuku telah menunggu. Aku ingin segera berangkat.”
            “Kenapa kamu berubah Rio ?”
            “Aku bukan berubah, aku tak ingin terpuruk lagi oleh orang yang aku sayang. Disaat aku berharap dia akan melarang aku untuk pergi jauh. Tapii ternyata dia lebih memilih untuk bersama yang lain.”
            “Aku gak bermaksud begini Rio ? Maafkan aku ! “
            “Semua sudah terlambat, sebentar lagi aku akan berangkat ke Jepang. Ingatlah Vioni: Hidup ini pilihan, setelah kamu memilihnya maka jalanilah. Jangan pernah menyesali pilihan itu.”
            “Iya Rio, aku mengerti. Terimakasih telah menjadi temanku, bukan hanya sekedar teman tapi sahabat terbaikku. Karnamu aku banyak mengerti hidup.”
            Airmataku tak bisa terbendung lagi, tak biasanya aku menangis seprti ini. Rio memelukku erat dan berkata “Kamu tetap yang terbaik dihatiku, dan tetaplah menjadi yang terbaik”.
            Rio melepaskan pelukannya, dan masuk kedalam mobilnya. Aku benar-benar menyesali kebodohanku. Selamat jalan Rio
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar